Pasti kita sudah tidak asing lagi membaca istilah Agent, kebanyakan dari kita pasti langsung berpikir mengenai special service agent seperti James Bond dan rekan-rekannya. Namun sayang sekali, untuk pembahasan kali ini Agent yang saya maksud ialah Agent yang berasal dari AI (Artificial Intelligence) atau yang biasa dikenal sebagai Program Kecerdasan Buatan (PKB). Bagi Anda yang masih bingung mengenai Agent, saya akan bahas sedikit sebelumnya.
Agent secara pengertian formal merupakan suatu entitas yang menerima input dari lingkungannya (persepsi) dan bertindak (aksi) sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya atau secara abstrak, agent merupakan suatu fungsi dari persepsi menjadi aksi.
Gambar di atas merupakan analisa bagian Syaraf Agent tiruan berupa robotik yang diambil dari syaraf asli manusia. bagian - bagiannya terdiri dari Sensors sebagai penerima rangsang atau perintah, Effector untuk menggerakkan anggota tubuh, Actions tindakan yang dilakukan sesuai perintah, Percepts penerimaan reaksi dari tanggapan luar.
Helper Agent
Agent yang berguna harus dapat melakukan sesuatu yang benar atau rasional, dan dapat membantu pekerjaan Manusia. Oleh karena itu Agent yang sudah memiliki sifat tersebut dikatakan sebagai Helper Agent. Untuk lebih mudahnya, sesuatu yang rasional dan sangat membantu ditentukan oleh 3 hal di bawah ini:
- Ukuran keberhasilan dan performa Agent yang menentukan kesuksesan mengerjakan perintah.
- Pengetahuan Agent akan lingkungannya.
- Semua persepsi yang diterima Agent sampai saat ini.
Pameran Robot Helper Agent
Akhir-akhir ini, robot menjadi lebih umum dari sebelumnya, contohnya, robot penghisap debu yang disebut Roomba. Alat itu berbentuk seperti disk, selebar bola kaki dan setinggi tidak lebih dari mata kaki sedang mendesing lembut untuk membersihkan kotoran di lantai Denver Convention Center.
“Kami ingin membuat sesuatu yang sederhana sehingga orang dapat menggunakannya setiap hari. Itulah yang memberi inspirasi bagi kami untuk menciptakan Roomba. Kami ingin membantu pekerjaan rumah,” kata Greiner. Helen Greiner adalah salah satu pencipta Roomba yang telah terjual lebih dari lima juta buah.
“Kami ingin membuat sesuatu yang sederhana sehingga orang dapat menggunakannya setiap hari. Itulah yang memberi inspirasi bagi kami untuk menciptakan Roomba. Kami ingin membantu pekerjaan rumah,” kata Greiner. Helen Greiner adalah salah satu pencipta Roomba yang telah terjual lebih dari lima juta buah.
Teknologi yang terlibat dalam pembuatan Roomba telah berkembang menjadi i-Robot, sebuah perusahaan yang membuat robot paling mutakhir, dari robot penjinak bom sampai sebuah robot yang membantu mengenakan baju pada orang cacat. Greiner menambahkan, beberapa robot sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia.
Presiden Association for Unmanned Vehicles International, Michael Toscano mengatakan, walaupun kebanyakan robot didisain untuk militer, namun robot untuk tujuan sipil juga meningkat.
“Saat anda melihat misi yang berbahaya, membosankan dan kotor, apakah itu meredakan kobaran api, menolong korban bencana, atau orang harus mempertaruhkan nyawanya. Sistim tanpa manusia itu akan dapat membantu para petugas ini dengan menggantikan fungsi tangan, mata atau telinga mereka,” jelas Toscano.
Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) atau badan yang melakukan proyek riset pertahanan mutakhir, juga menghadiri konferensi robot itu. Menurut Robert Mandelbaum, manajer proyek badan itu, mengatakan DARPA sering memimpin terobosan teknologi baru, seperti roket Saturn 5, pesawat siluman Stealth dan teknologi lainnya.
Dalam konferensi ini, DARPA memperlihatkan alat ciptaan terbarunya yang disebut “ARM” (The Autonomous Robotic Manipulation) . Alat itu mempunyai kepala seukuran manusia, leher, lengan dan tubuh. Jika robot biasa hanya dapat bergerak jika digerakkan oleh manusia dan tidak dapat membuat keputusan, ARM dapat melakukan lebih dari robot biasa. Mandelbaum menambahkan, pengembangan di masa depan dibutuhkan robot ARM untuk melatih dan mengambil keputusan.
Robot Arm dapat mempergunakan peralatan standar seperti obeng dan palu. Jika robot itu sudah mampu melakukan tugasnya hanya dengan sedikit instruksi, ia akan ditingkatkan untuk melakukan sesuatu yang lebih rumit. “Mengambil sebuah tas, membuka resleting, meraih isi tas, meraba dalam tas dan menemukan obyek dalam tas,” kata Mandelbaum. Nantinya, dengan sedikit intruksi, robot ARM akan bisa menemukan dan mematikan bom tersembunyi, menggunakan pakaian pada orang yang hanya terbaring di tempat tidur atau menjadi protestik berkualitas tinggi bagi seseorang yang diamputasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar