TUGAS AWAL V-CLASS
IP = 200.0.1.0/24
Jumlah divisi = 5
Jumlah lantai = 5
Jumlah router per lantai = 5
Subnet untuk Router per divisi = 5x (5x 3 Host + 5x (NID+BID))
Berarti 2n – 2 >= 125, n = 7, jumlah vlsm = 128Net prefix = 32 – 7 = 25
IP router menjadi 200.0.1.0/25 – 200.0.1.127/25 dengan netmask 255.255.255.128
- Pembagian Host/router = 5
Subnet untuk Router per lantai = 5x2 Host + 5x(NID + BID) = 20
Berarti 2n – 2 >= 20, n = 5, jumlah vlsm = 32
Net prefix = 32 – 5 = 27
IP router menjadi 200.0.1.128/27 – 200.0.1.159/27 dengan netmask 255.255.255.224
IP router menjadi 200.0.1.128/27 – 200.0.1.159/27 dengan netmask 255.255.255.224
- Pembagian Host/router = 4
Subnet untuk per divisi per lantai = 79host + 5 router + NID + BID = 86
IP = 200.0.2.0/24
Berarti 2n – 2 >= 86, n = 7, jumlah vlsm = 128
Net prefix = 32 – 5 = 27
IP router menjadi 200.0.2.0/25 – 200.0.2.127/25 dengan netmask 255.255.255.128
IP router menjadi 200.0.2.0/25 – 200.0.2.127/25 dengan netmask 255.255.255.128
- Pembagian Host/router = 7
Subnet per divisi dengan range IP sesuai kebutuhan dengan VLSM
- Hasil Subnet
TUGAS AKHIR V-CLASS
Perusahaan memiliki 5 lantai. Kebutuhan per-lantai 11 PC untuk Accounting staff, 3 PC server, 7 PC untuk IT staff, 28 PC untuk Operational staff, 30 PC untuk CS staff. Network yang disediakan adalah 200.0.1.0/24 dan 200.0.2.0/24. Network skema via packet tracer-nya adalah :
Desain IP menggunakan VLSM untuk mengefisienkan penggunaan IP berdasarkan jumlah host. Cara perhitungan VLSM hampir sama dengan subnetting hanya saja biner network diubah dengan mengacu pada jumlah host, setelah itu biner subnet baru meyesuaikan. Network yang dipakai 200.0.1.0 – network 200.0.2.0 tdak digunakan (persediaan untuk pengembangan jaringan perusahaan) karena kebutuhan IP sudah dipenuhi hanya dengan 1 network. Berikut contoh perhitungan VLSM :
Catatan : 200.0.1 tidak berubah, yang berubah hanya host ID nya saja atau .0
2^ >= 30
^ = 5 (^ = pangkat h)
.00000000 = .0/27
.00100000 = .32/27
.01000000 = .64/27
.01100000 = .96/27
.10000000 = .128/27
.10100000 = .160/27
.11000000 = .192/27
.11100000 = .224/27
Pada perhitungan diatas kebutuhan host adalah 30 PC. Biner dengan catak tebal merupakan hasil dari vlsm yaitu host ID yang baru. Sedangkan yang dicetak miring merupakan network ID yang baru
Tips dalam VLSM :
Berikut ini adalah table desain IP :
Desain IP menggunakan VLSM untuk mengefisienkan penggunaan IP berdasarkan jumlah host. Cara perhitungan VLSM hampir sama dengan subnetting hanya saja biner network diubah dengan mengacu pada jumlah host, setelah itu biner subnet baru meyesuaikan. Network yang dipakai 200.0.1.0 – network 200.0.2.0 tdak digunakan (persediaan untuk pengembangan jaringan perusahaan) karena kebutuhan IP sudah dipenuhi hanya dengan 1 network. Berikut contoh perhitungan VLSM :
Catatan : 200.0.1 tidak berubah, yang berubah hanya host ID nya saja atau .0
2^ >= 30
^ = 5 (^ = pangkat h)
.00000000 = .0/27
.00100000 = .32/27
.01000000 = .64/27
.01100000 = .96/27
.10000000 = .128/27
.10100000 = .160/27
.11000000 = .192/27
.11100000 = .224/27
Pada perhitungan diatas kebutuhan host adalah 30 PC. Biner dengan catak tebal merupakan hasil dari vlsm yaitu host ID yang baru. Sedangkan yang dicetak miring merupakan network ID yang baru
Tips dalam VLSM :
- Pilih departemen dengan jumlah IP terbesar
- Lakukan vlsm terhadap network awal
- Pilih departemen dengan jumlah IP terbesar ke-2
- Lakukan pemecahan network dari hasil network awal (point 2) untuk departemen dengan jumlah IP terbesar ke-dua
- Pilih departemen dengan jumlah IP terbesar ke-3 lakukan pemecahan network dari point ke 4, begitu seterusnya sampai kebutuhan IP terpenuhi.
Berikut ini adalah table desain IP :